serigala pengaum

serigala pengaum

serigala pengaum

serigala pengaum

Minggu, 20 April 2014

tugas softskill ke 6 ( penemuan senyawa baru yang berguna bagi manusia)


pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar


Luka bakar merupakan jenis kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, dan radiasi, yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan kulit  luar (epidermis), dan (dermis). Akibat yang ditimbulkan luka bakar dapat menjadi lebih serius, Hal ini bisa menyebabkan kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan). Dan mudah terjadi infeksi. ( Moenajad, 2001 ).

Ada tiga fase dari luka bakar yaitu: luka bakar derajat 1, yang terjadi bila kulit terpapar suhu panas pada daerah epidermis ( luas ), luka derajat 2, jika kerusakan kulit meliputi epidermis dan sebagian dermis dan ditandai dengan adanya reaksi inflamasi disertai proes eksudasi. Derajat 3, bila kerusakan kulit sudah mengenai daerah dermis dsan lebih dalam. (Brunner & Suddarth. 2001).

Penyembuhan luka bakar terkait dengan kembalinya fungsi sel dan organ tubuh kembali pulih, dengan sirkulasi darah merah yang normal dan asupan vitamin yang cukup, dan yang terpenting menjaga keadaan luka tetap bersih dan tidak terinfeksi, yang ditunjukkan dengan tanda dan respon yang berurutan dimana sel jaringan kulit secara bersama - sama, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan. Perawatan luka saat ini berkembang cepat, dengan metode metode yang berbeda, jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhan, semua tujuan perawatan luka adalah untuk membuat luka stabil dengan perkembangan jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat. (Tarigan. 2007).

Akhir akhir ini telah kita jumpai dan kita lakukan pada pengobatan luka bakar yang sudah menjadi tradisi turun temurun dari orang tua, dan mungkin hal ini sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu dengan menggunakan metode tradisional atau non medis. Sebenarnya penyembuhan luka yang secara benar sudah kita ketahui secara medis dengan penggunaan obat dan tarapi medis lainnya. Pengobatan non medis sangat banyak kita jumpai dikehidupan kita dengan salah satunya menggunakan tanaman kamboja (Plumeria acuminate) yang diyakini dapat menyembuhkan luka bakar, biasanya tanaman ini yang dapat digunakan untuk menyembuhkan luka bakar yaitu dengan menggunakan daun kamboja (Plumeria acuminate), yang di tumbuk dan dioleskan pada luka tersebut. Dalam tanaman kamboja (Plumeria acuminate) dipercaya memiliki kandungan senyawa agoniadin, plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid merupakan suatu zat pahit beracun. Kandungan kimia getah tanaman ini adalah damar dan asam plumeria sedangkan kulitnya mengandung zat pahit beracun. Akar dan daun kamboja (Plumeria acuminate),  mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol, selain itu daunnya juga mengandung alkaloid. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin, yang memperlihatkan daya mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool. Kulit batang kamboja mengandung flavonoid, alkaloid, polifenol. yang bisa menyembuhkan luka bakar. (Arief Hariana. 2008).
Berdasarkan fenomena pengalaman dari masyarakat Desa Kapong Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura mengenai tanaman kamboja (Plumeria acuminate), yang dipercaya masyarakat dan diyakini sebagai tanaman yang mempunyai bermacam macam kegunaannya juga sebagai obat yang dapat penyembuhkan luka bakar. Bahkan dari beberapa mayarakat Desa Kapong Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura yang memanfaatkan Daun Kamboja (Plumeria acuminate) sebagai obat luka. Maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pemberian Daun Kamboja (Plumeria acuminate) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar  Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus strain Wistar)”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan obyek tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) karena didalam kandungan tanaman kamboja (Plumeria acuminate) terdapat zat pahit beracun. Sehingga peneliti tidak mau mengambil resiko


Tidak ada komentar:

Posting Komentar