Pengantar
A. Manajemen
kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary
Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi tentang
manajemen menurut ahli, diantaranya:
- Prof. Eiji Ogawa
Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
- Mary Parker Follet
Berpendapat bahwa manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
- James A.F. Stoner
Berpendapat manajemen dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
- William H. Newman
Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
- Harold Koontz
Dalam bukunya yang berjudul“The Management Theory Jungle” menganggap pengertian manajemen adalah seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui dan dengan beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal yang terorganisir. Harold Koontz & O’Dannel dalam buku yang berjudul“Principles of Management” mengemukan, “Manajemen adalah berhubungan dengan percapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”.
- George R. Terry
Dalam buku yang berjudul“Principles of Management” memberikan definisi:“Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain (1994)
- H.B. Siswanto
Berpendapat bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
- Ricky W. Griffin
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Manajemen adalah orang yg mengatur pekerjaan atau kerja sama
di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran atau
orang yg berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin,
dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.
B. Organisasi
Organisasi sebagai suatu sistim terdiri dari
subsistim, yaitu satuan kerja yang besar seperti devisi atau urusan. Satuan
kerja yang besar ini terdiri dari satuan-satuan kerja yang lebih kecil
(Sub-subsistim) seperti bagian. Setiap bagian terdiri dari satuan kerja yang
lebih kecil lagi, misalnya seksi dan satuan kerja yang terkecil ialah tenaga
kerja.
- Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb)sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)
- Organisasi
adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas,
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)
- Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
- Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
KOMUNIKASI
A. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,
sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan
bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,lukisan,seni dan tekhnologi
( Shannon & Weaver
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) mendefinisikan
komunikasi demikian : “A process by which a source transmits a message
to a reciever through some channel.” (komunikasi adalah suatu proses
di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.)
Hoveland (1948:371) mendefinisikan komunikasi
demikian : “The process by which an individual (the communicator)
transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior of other
individu”. (komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan
stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.)
Gode (1969:5) memberi pengertian mengenai
komunikasi, sebagai berikut: “It is a process that makes common to or
several what was the monopoly of one or some.” (komunikasi adalah
suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh
satu atau beberapa orang.)
Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan
simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna
atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang
komunikator.
Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) menyatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam.
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964:527) mendefinisikan
komunikasi, sebagai berikut: “Communication : the transmission of
information, ideas, emotions, skills, etc. By the uses of symbol...” (komunikasi
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan
menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi
itulah yang biasanya disebut komunikasi.)
B. Dimensi Komunikasi Meliputi
1. Dimensi Isi
Dimensi isi menunjukan isi dari komunikasi. Dimensi isi
secara verbal, symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita
sadari termasuk kedalam kategosi pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang
dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.
Sedangkan bahasa verbal adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan
maksud kita.
2. Dimensi Kebisingan
Bunyi-bunyian yang tidak di kehendaki atau dapat di artikan
pula sebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah.
Kebisingan merupakan salah satu penyebab utama timbulnya
gangguan kesehatan bagi para pekerja maupun masyarakat di sekitar tempat
bekerja dan sering kali menimbulkan protess dan kemarahan warga yang bertempat
tinggal di dekat sumber kebisingan.Sumber kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor,
kawasan industry atau pabrik, pesawat terbang, kereta api, tempat umum dan
niaga.
Suara atau bunyi-bunyian dapat di ukur dengan suatu alat
yang di sebut “sound level meter” yaitu berupa intensitas atau kekerasan suara
di hitung dengan satuandesibel dan frekuensiatau gelombang suara di hitung
dengan satuan Hertz, telinga manusia hanya mampu menangkap frekuensi suara
berkisar antara 20-20.000 Hertz dana man pada intensitas suara sekitar 80
desibel, paparan suara atau bunyi-bunyian melampaui kemampuan di atas dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketulian sementara atau permanen.
Efek kebisingan terhadap kesehatan di laporkan meningkatkan
ssensitivitas tubuh berupa peningkatan sistem kardiovaskuler seperti kenaikan
tekanan darah dan denyut jantung. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama
akan menyebabkan reaksi psikologis berupa menurunnya konsentrasi dan kelelahan.
Kebisingn merupakan suatu penghambat jalannya komunikasi yang baik.
Jenis kebisingan
Secara umum jenis kebisingan di kelompokkan berdasarkan
kontinuitas, intensitas dan spectrum frekuensi suara antara lain:
Study state – narrow band noise : Kebisingan yang terus
menerus dengan spectrum yang sempit seperti suara mesin, kipas angin.
Non study state – narrow bund noise : Kebisingan yang tidak
terus menerus dengan sprektrum suara yang sempit seperti mesin gergaji, katup
uap.
Kebisingan intermiten : Kebisingan yang terjadi
sewaktu-waktu dan terputus seperti suara pesawat terbang, kereta api.
Kebisingan impulsive : kebisingan impulsive yang
berintensitas tinggi seperti ledakan bom dapat menyebebkan kerusakan pada alat
pendengar. Kerusakan dapat terjadi pada gendang telinga atau tulang-tulang
halus di telinga tengah.
Getaran-getaran yang menyebabkan kerusakan ini dapat melalui
udara, maupun melalui tulang. Pencegahan di lakukan dengan selalu menghindarkan
diri dari sumber-sumber terjadinya bising impulsif.
3. Dimensi Jaringan
Dimensi jaringan menunjukan cara mengisyaratkan bagaimana
proses komunikasi dan pesan disampaikan. Secara sederhana, pesan nonverbal
adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, Menurut Larry A. Samovar dan Richard
E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan
verbal) dalam satu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan
penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi
pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga
tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan.
Orang yang terampil membaca pesan nonverbal orang lain disebut intuitif
sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut ekspresif.
4. Dimensi Arah
1. Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi dimana pencapaian
idea-idea, pendapat, dan informasi hanya dilakukan satu pihak, sedangkan pihak
lain pasif tidak memberikan reaksi atau respon sama sekali.
2.Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah berarti kedua belah pihak aktif menyampaikan
idea-idea, pendapat, serta bahan informasi, dsb. Komunikasi dua arah tersebut
akan berlangsung selama tidak ada yang pasif atau tertutup tidak bersedia
berkomunikasi lagi.
Mempengaruhi Perilaku
A. Definisi Pengaruh
Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi
Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi
Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya
Pengertian Pengaruh Menurut Uwe Becker
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang – berbeda dengan kekuasaan – tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang – berbeda dengan kekuasaan – tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
Pengertian Pengaruh Menurut Robert Dahl
A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan
A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan
Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya
Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller
Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia
Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia
Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan
B. Kunci Perubahan Perilaku
Keadaan yang buruk atau rusak merupakan persoalan yang
sangat mempengeruhi masyarakat dalam segala aspek kehidupan sekaligus
mengganggu segala bentuk aktivitas yang ada di masyarakat. Kemiskinan merupakan
kondisi buruk dan satu-satunya persoalan yang sistematik. Karena, kemiskinan
menjadikan munculnya perilaku kriminal yang tentu saja buruk. Sehingga perlu
ada solusi sebagain bentuk perubahan masyarakat dari kondisi miskin yang tidak
berdaya, menjadi berdaya. Dalam hal ini mereka akan memiliki potensi kritis dan
gerak yang dapat menggulangi segala bentuk persoalan kemiskinan.
Secara definisi, masyarakat adalh kumpulan individu-individu
yang salingberinteraksi dan memiliki komponen perubahan yang dapat mengikat
satu individu dengan individu lain dengan perilakunya. Sedangkan perubahan
merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang
berubah adalah masyarakat yang terdiri dari satu individu kepribadian
(personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style
seseorang, melainkan dari adannya daya intelektual dan perbuatan.
Oleh karena itu, kunci perubahan masyarakat adalah membentuk
daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan
perubahan masyarakat. Maka, persoalan kemiskinan bisa berubah jika terjadi
perubahan perilaku di dalam masyarakat.
Seperti yang disebutkan diatas personality itu
sendiri, dan bentuk personality adalah perilaku. Perilaku
dibentuk dari keterkaitan antara daya intelektual dan perbuatan. Artinya,
bagaimana dia berpikir begitulah dia berbuat, dan sebaliknya. Daya intelektual
adalah potensi alamiah manusia yang telah diberikan oleh Tuhan dengan maksud
agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi, sekaligus menjauhkan dirinya
dari berperilaku seperti binatang. Daya intelektual ini bisa disebut dengan
‘idealisme’
Sementara itu, perbuatan adalah aktualisasi kecendrungan
manusia terhadap apa yang dipikirkan. Perbuatan yang lahir tidak atas idealisme
seseorang bukan merupakan cerminan perbuatan yang dimaksud. Sekali lagi, hal
yang kita inginkan adalah perilaku yang tunggal, bukan ganda. Artinya,
perbuatan terbentuk dari idealisme yang satu. Jika perbuatan terbentuk dari
idealisme lain-lain berarti personality individu tersebut
‘gado-gado’ atau tidak jelas, bahkan lahir sosok skeptisisme (munafik). Daya
intelektual disatukan dengan perbuatan akan melahirkan idealisme sejati.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat
adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya
kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik
nadir. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu,
karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik
manusia.
C. Menjelaskan Berbagai Model Mempengaruhi Orang Lain
- Setiap
orang lebih menyukai pujian daripada cercaan
Ini mudah dipahami. Tak ada orang yang senang dicela atau
dicerca. Apalagi jika cercaan itu dilakukan di hadapan orang banyak. Orang akan
tersinggung dan sakit hati jika dicerca.
Sebaliknya, orang senang dipuji. Mereka akan menghargai
orang yang memuji mereka. Apalagi jika mereka tahu bahwa pujian yang dilakukan
itu dilakukan dengan tulus. Tanpa ada ‘udang dibalik batu’. Tanpa ada maksud
apapun, kecuali hanya ingin memuji.
Pujian membuat orang merasa dekat dan akrab dengan orang
yang memujinya. Juga membuat orang membuka diri, sehingga mereka siap untuk
menerima masukan dari orang yang memujinya. Pujian merupakan ‘pintu gerbang’
yang efektif sebelum Anda mempengaruhi orang lain. Pujian ‘membungkus dengan
rapi’ pengaruh yang akan Anda berikan kepada orang lain, sehingga orang tak
merasa dipengaruhi secara paksa. Orang tak mau dipaksa untuk dipengaruhi.
Itulah sebabnya, iklan-iklan penuh dengan kata-kata pujian kepada calon
konsumen. Hal ini agar orang tertarik memberi produk yang diiklankan tanpa
merasa dipengaruhi secara paksa.
- Setiap
orang lebih senang dengan mereka yang empati
Setiap orang ingin dipahami perasaanny. Tak ada orang yang
ingin diacuhkan perasaannya. Perasaan dianggap oleh setiap orang sebagai bagian
dari harga dirinya yang paling penting. Orang mungkin tidak akan tersinggung
jika pikiran atau fisiknya diganggu, tapi jika perasaannya diganggu, ia akan
tersinggung.
Ironisnya, perasaan merupakan bagian dari dimensi manusia
yang paling peka dan labil. Perasaan mudah tersinggung, walau mungkin tak
diperlihatkan secara kasat mata oleh orang yang mengalaminya.
Jika Anda bersikap empati berarti Anda memahami perasaan
orang lain. Anda menghormati orang lain. Anda seakan-akan berkata kepada orang
lain, “Saya menghargai perasaan Anda. Saya tak akan menyinggung perasaan Anda.
Perasaan saya sama dengan Anda”. Hal ini akan membuat orang senang dan simpati
kepada Anda. Sebab Anda menghormati bagian dari harga dirinya yang paling penting
dan paling dijunjung tinggi olehnya, yaitu perasaan.
Sikap empati akan membuat orang merasa ‘satu nasib’ dengan
Anda. Kesamaan ini membuat ia lebih terbuka untuk dipengaruhi oleh Anda. Sebab
ia merasa mendapat masukan dari orang yang memiliki banyak kesamaan dengan
dirinya. Perasaan memiliki banyak kesamaan membuat Anda lebih mudah
mempengaruhi orang lain daripada jika orang lain merasa memiliki banyak
perbedaan dengan Anda.
- Setiap
orang lebih senang dengan mereka yang antusias
Antusias berarti jiwa yang hidup. Jiwa yang selalu
bersemangat dan yakin dengan tindakannya. Orang akan lebih mudah dipengaruhi
oleh mereka yang antusias daripada mereka yang tidak antusias. Karena itulah,
para pemimpin yang sukses biasanya adalah orang-orang yang antusias. Mereka tak
ragu dengan keputusannya dan yakin dengan tindakannya, sehingga orang lain
terpengaruh dan mengikutinya dengan sukarela. Anda tentu tak akan mau mengikuti
seseorang yang ia sendiri ragu terhadap apa yang diperbuatnya, bukan? Anda akan
lebih suka mengikuti mereka yang antusias. Mereka yang yakin dengan
keputusannya dan bersemangat untuk mewujudkannya.
Untuk mempengaruhi orang lain, Anda perlu terlihat sebagai
orang yang antusias. Orang yang yakin dengan pendapatnya dan tak ragu dengan
ucapannya. Orang yang mantap dan percaya diri dengan perbuatannya. Tidak
terlihat bingung atau cemas ketika berkata atau berbuat. Di wajahnya terpancar
optimisme menghadapi masa depan. Ia yakin bahwa hidup berpihak kepadanya.
- Setiap
orang lebih suka dengan mereka yang dapat menjadi teladan
Keteladanan membutuhkan kedisiplinan. Disiplin untuk selalu
berkata sesuai apa yang diperbuat. Orang akan terpesona dengan mereka yang
dapat memberikan keteladanan. Yaitu, orang yang memberikan contoh terlebih
dahulu dan berkata sesuai dengan apa yang diperbuatnya.
Sebaliknya, orang akan merasa tidak simpati dengan mereka
yang ‘lain kata lain perbuatan’. Apalagi jika perkataan tersebut berupa janji
yang tidak ditepati. Orang tidak akan senang dengan mereka yang suka mengumbar
kata-kata manis tanpa bukti bahwa ia sendiri merupakan contoh dari apa yang
dikatakannya. Kata-kata manis mungkin dapat merebut hati orang. Tapi hal itu
hanya berlaku sekejap. Setelah itu, orang akan kecewa dan tidak percaya lagi
dengan perkataannya.
Hanya keteladanan yang dapat merebut hati orang. Keteladanan
menimbulkan kepercayaan. Membuat orang terpengaruh dalam jangka panjang.
Pepatah mengatakan, “Keteladanan memberikan ketaatan, kemunafikan memberikan
perlawanan”.
- Setiap
orang menghitung imbalan (manfaat) dari apa yang dilakukannya
Diakui atau tidak, setiap orang mengharapkan imbalan dari
apa yang dikerjakannya. Ketika Anda bekerja, Anda mengharapkan imbalan berupa
gaji. Ketika Anda membentuk rumah tangga, Anda mengharapkan manfaat berupa
keluarga yang membahagiakan Anda. Bahkan ketika Anda beribadah kepada Tuhan,
Anda mengharapkan imbalan berupa pahala (ridho Tuhan) atau ketenangan batin.
Anda dapat mempengaruhi orang lain jika Anda dapat
menunjukan kepadanya apa manfaat atau imbalan yang akan diperolehnya jika ia
menuruti Anda. Tidak peduli apakah Anda atau bukan Anda yang memberikan imbalan
tersebut. Semakin besar dan konkrit imbalan atau manfaat yag dapat Anda
tunjukkan pada orang lain semakin mudah Anda mempengaruhinya. Sebaliknya,
semakin Anda tak mampu memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat yang besar
dan konkrit kepada orang lain, maka semakin sulit Anda mempengaruhinya.
Besarnya pengaruh Anda sejalan dengan besarnya kemampuan Anda memberikan
imbalan atau menunjukkan manfaat kepada orang yang Anda ingin pengaruhi.
- Setiap
orang tidak suka merasa dipengaruhi (jangan menggurui)
Walau setiap orang tak lepas dari pengaruh orang lain, namun
mereka tak mau terlihat dipengaruhi secara paksa. Mereka hanya ingin
dipengaruhi secara halus, sampai mereka sendiri tak sadar telah dipengaruhi!
Karena itu, jangan menggurui orang lain ketika Anda ingin
mempengaruhi orang lain. Hal itu akan membuatb mereka merasa dipengaruhi secara
paksa. Orang tak mau dipaksa. Sebab paksaan membuat orang merasa diganggu harga
dirinya. Sebaliknya, orang merasa senang jika dibujuk dan dirayu (walau mereka
tidak mengakuinya!). sebab bujukan dan rayuan membuat orang merasa dihargai dan
dianggap penting.
Lagipula, menggurui orang lain membuat orang merasa harus
berubah secara drastis. Hal itu tentu tidak menyenangkan baginya. Ia merasa
harus merubah kebiasaan lamanya yang nyaman kepada hal-hal baru yang belum
tentu nyaman baginya. Sedang, bujukan dan rayuan membuat orang merasa berubah
secara nyaman. Bujukan dan rayuan memberi ‘ruang’ baginya untuk mencerna dan
menumbuhkan kesadaran sendiri untuk berubah. Orang akan lebih senang berubah
jika ia merasa perubahan itu akibat kesadaran dirinya sendiri, bukan karena
dipengaruhi orang lain. Orang tak mau merasa dipengaruhi orang lain, karena hal
itu dianggap sebagai gangguan terhadap kehormatan harga dirinya.
Prinsip-prinsip mempengaruhi orang lain yang mudah dan
sederhana tersebut sebenarnya berasal dari satu paradigma yang sama,
yakni ORANG PADA DASARNYA MERASA DIRINYA PENTING, BAHKAN MERASA DIRINYA
LEBIH PENTING DARI ANDA SENDIRI!
D. Peran Wewenang dalam Manajemen
Wewenang (authority)
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang
secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan
pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai
metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu
maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar
kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang
resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga
tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
WEWENANG
LNI, STAFF, DAN FUNGSIONAL
- Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
- Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
- Wewenang Fungsional
Wewenang fungsional merupakan tipe ketiga dari struktur yang ditemukan dalam organisasi baik secara temporer atau permanen. Perbedaan antara struktur line and staff dan fungsional adalah pada fungsional, staf ahli melaksanakan wewenang langsung atas beberapa jalur aktivitas departemen. Kadang- kadang wewenag fungsional adalah hasil dari kebijakan tak tertulis.
Keuntungan Wewenang Fungsional :
Ø Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli dari berbagai bidang
Kerugian Wewenang Fungsional :
Ø Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi yang dikaitkan dengan “melayani dua tuan”.
Ø Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang berkembang antar departemen
- Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
- Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
- Wewenang Fungsional
Wewenang fungsional merupakan tipe ketiga dari struktur yang ditemukan dalam organisasi baik secara temporer atau permanen. Perbedaan antara struktur line and staff dan fungsional adalah pada fungsional, staf ahli melaksanakan wewenang langsung atas beberapa jalur aktivitas departemen. Kadang- kadang wewenag fungsional adalah hasil dari kebijakan tak tertulis.
Keuntungan Wewenang Fungsional :
Ø Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli dari berbagai bidang
Kerugian Wewenang Fungsional :
Ø Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi yang dikaitkan dengan “melayani dua tuan”.
Ø Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang berkembang antar departemen
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Riyono dan Emi Zulaifah. 2001. Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta:
Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM
Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM
Siti Partini Suardiman. 1980. Kelompok dan Kepemimpinan. Yogyakarta: FIP
IKIP YOGYAKARTA
Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
indryawati.staff.gunadarma.ac.id
Wiryanto. (2006). Pengantar ilmu komunikasi.
Jakarta: Grasindo
Ristica, Dwienda Octa., Megasari, Kiki., Husanah, Een.,
Megasari, Miratu. (2015). Cara mudah menjadi bidan yang
komunikatif. Yogyakarta: Deepublish.
Qolbi Ade Ifroh. (2013). Hubungan komunikasi interpersonal
dengan iklim organisasi. Ejournal
ilmu komunikasi, 1(1), 22-38.
Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Setyobroto, Sudibyo. (2004). Psikologi Komunikasi.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.